But..jaman sekarang udah serba mudah guuyyss..
dapet tugas langsung nanya ke mba google..tulis keywordnya...maka...gak sampe 2 detik semua hal terkait dengan keyword tersebut bakal muncul... hihihi..
So..buat membantu kalian semua..aku juga mau mengeshare tugas yang pernah aku buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah aku yaitu matkul "ETIKA BISNIS".
Makalah ini aku mengambil kasus terkait penerapan etika bisnis dalam manajemen SDM suatu perusahaan ya..
begini tampilannya..
semoga dapat membantu dan menjadi inspirasi untuk kita semua..
:D
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI
DHARMA BUMIPUTERA
J
A K A R T A
ETIKA
BISNIS
HERLINA,
SE, MM
TUGAS
INDIVIDU
ETIKA
BISNIS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. EJA
Oleh
Nama : Nurlaela
N P M : 2015010016
Program Studi : Manajemen
Untuk
Memenuhi Tugas Individu Dalam Mata Kuliah Etika Bisnis
Tahun
2018
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “ Etika Bisnis Manajemen Sumber Daya Manusia pada PT. RAJE “ .
Penyusunan
makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas individu dalam mata kuliah Etika
Bisnis Jurusan Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dharma Bumiputera.
Selain
itu, makalah ini menjadi pembelajaran untuk penulis agar dalam meneliti
penerapan etika bisnis dalam suatu perusahaan, serta dapat mengetahui
tindakan-tindakan yang dapat di ambil dalam pelanggaran etika bisnis yang
terjadi di dalam suatu perusahaan.
Penulis
berharap makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran untuk mahasiswa/i yang sedang
belajar etika bisnis karena studi kasus yang di bahas dalam makalah ini
merupakan salah satu contoh dari perusahaan yang nyata.
Jakarta,
Januari 2018
Penulis
Nurlaela
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………...... i
DAFTAR ISI ………………….........………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian
……..……………………..…. 1
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah .……………………..2
1.2.1 Rumusan Masalah ………………………………..2
1.2.2 Pembatasan Masalah ……………………………..2
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………3
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………….. 4
2.1
Kerangka Teoritis
………………………………………... 4
2.1.1 Pengertian Etika ………………………………… 4
BAB III STUDI KASUS ……..………………………………… 6
3.1 PT. RAJE ….……………………………………………… 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ….…………………….. 9
4.1 Permasalahan……………………... ……………………..…9
4.2 Pelanggaran …..……………………………………………10
4.2.1 Pelanggaran Internal ……………………………… 10
4.2.2 Pelanggaran Hukum... …………………………… 12
4.2.3 Pelanggaran yang dilakukan karyawan …………… 13
4.3 Tindakan ………………………..………………………….14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
………….…………....... 15
5.1 Kesimpulan ……………………………………………… 15
5.2 Saran ………………………………………………………16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semakin berkembangnya dunia bisnis di dunia,
perusahaan dituntut untuk dapat berkembang dengan faktor pendukung sumber daya
manusia yang baik untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya dengan terarah dan sejalan sesuai tujuan perusahaan. Perusahaan
juga dituntut untuk bisa bersaing agar mampu bertahan di antara
perusahaan-perusahaan yang lainnya. Perusahaan juga harus mempunyai seorang
pemimpin yang bisa memelihara hubungan antar karyawan agar sebuah organisasi
diperusahaan dapat berjalan dengan baik, karna keberhasilan suatu organisasi
juga tidak terlepas dari kualitas pemimpinnya, sebab pemimpin yang berkualitas
memiliki kemampuan untuk mengarahkan kegiatan organisasi yang dipimpinnya, memilki
kemampuan untuk mengantisipasi segala perubahan yang terjadi tiba–tiba serta
memiliki kemampuan untuk memberikan inovasi dan motivasi terhadap karyawan demi
kemajuan perusahaan.
.
Mengingat pentingnya manajemen sumber daya manusia yang
berpacu pada etika bisnis yang baik, maka penulis tertarik untuk mengkaji etika bisnis manajemen sumber daya
manusia dalam suatu perusahaan.
1.2
Rumusan
masalah dan pembatasan masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah etika
bisnis manajemen sumber daya manusia sudah diterapkan di PT. EJA ?
2. Apakah masalah
yang dihadapi dalam penerapan etika bisnis manajemen sumber daya manusia di PT.
EJA ?
3. Bagaimana
akibat jika etika bisnis dalam manajemen sumber daya manusia tidak di terapkan
di PT. EJA ?
1.2.2 Batasan masalah
Agar kajian ini
lebih fokus dari pembahasaan yang dimaksud, penulis membatasi hanya faktor penerapan etika bisnis dalam
manajemen sumber daya manusia di PT. EJA.
1.3
Tujuan
penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah :
1.
Untuk mengetahui sudahkah etika bisnis manajemen sumber daya manusia diterapkan di PT. EJA.
2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam penerapan etika bisnis manajemen sumber daya
manusia di PT. EJA.
3. Untuk
mengetahui akibat jika etika bisnis
dalam manajemen sumber daya manusia tidak di terapkan di PT. EJA.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
KERANGKA TEORITIS
2.1.1 Pengertian Etika
Dari asal usul kata, Etika berasal dari
bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik, baik
pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat . Etika itu punya kaitan sama
nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan termasuk
juga semua kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain,
atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti yang dirumuskan oleh
beberapa ahli O.P. Simorangkir
menyatakan bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik sedangkan menurut Sidi Gajalba etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk,
sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Perkembangan etika yaitu Studi tentang
kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang
berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Etika disebut juga filsafat moral adalah
cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan
manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan
manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi
menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.
v Menurut
Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika
adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
v Etika
adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral
v Menurut
Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau
profesi.”
v Menurut
White (1993) etika adalah cabang falsafah yang berkaitan dengan kebaikan moral
dan menilai tindakan manusia.
BAB III
STUDI KASUS
3.1
PT. EJA
PT. EJA merupakan suatu
perusahaan yang bergerak dibidang kontruksi dengan pembangunan PLTM (pembangkit
listrik tenaga mini hidro). PT. EJA memiliki kantor pusat yang beralamat di
wilayah mampang dan memiliki proyek di beberapa daerah terpencil yang masih
kekurangan sumber listrik untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. PT. EJA
membantu PT. PLN dalam menyediakan sumber listrik untuk daerah-daerah tersebut
dengan biaya yang lebih hemat karena menggunakan tenaga mini hidro.
Sturktur organisasi yang
terdapat di dalam PT. EJA masih dalam hal umum untuk perusahaan dalam bidang
kontruksi yaitu terdiri dari :
1.
Direksi
2.
Sekretaris
3.
Marketing
4.
Finance & Staff. Pajak
5.
Kasir
Untuk divisi HRD memang
seringkali tidak ada dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang kontruksi.
Sama halnya seperti PT. EJA yang tidak mempunyai staff khusus untuk HRD. Peran
HRD dalam perusahaan ini di satukan dengan sekretaris. Segala tindakan dan
keputusan langsung diberikan oleh direktur utama, sehingga karyawannya baik itu
staff maupun supervisor tidak bisa mengambil keputusan dalam pekerjaan.
Hal ini berpengaruh pada
kelancaran pekerjaan masing -masing karyawannya. Karena dengan menunggu
keputusan dari direksi maka akan menghambat setiap pekerjaan. Hal ini
disebabkan sulitnya berkomunikasi dengan direksi, tidak seperti berkomunikasi
dengan sesama karyawan, selain itu berkomunikasi dengan direksi kadang tidak
bisa efektif karena banyaknya keputusan yang harus dia buat membuat setiap
keputusan yang dia ambil tidak bisa difikirkan dengan sangat cermat.
Dalam operasionalnya,
seringkali karyawan sulit untuk beristirahat pada jam makan siang, karena
sulitnya berkomunikasi dengan atasan sehingga pekerjaan dapat dikerjakan pada
jam istirahat serta adanya keharusan bekerja pada hari sabtu tanpa hitungan
lembur (2x dalam 1 bulan) dengan kata lain jam kerja pada perusahaan ini sangat
melewati waktu normal yang seharusnya. Kontrak kerja karyawan juga tidak
diperbarui setiap tahunnya, tidak ada kejelasan dalam pemberian kompensasi,
serta tidak ada kejelasan dalam pemberian sanski atas kesalahan yang dilakukan
karyawannya. Direksi juga seringkali melakukan sesuatu sesuai moody nya, baik
dalam hal pemberian approval atas suatu pekerjaan. Direksi sering kali
menggunakan bahasa yang kasar saat memarahi karyawannya seperti menyebutkan
nama nama hewan saat sedang marah dan kadang dengan tindakannya yang tidak etis
seperti melempar dokumen ke karyawannya, dll.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan
Pada PT. EJA
tidak ada karyawan yang khusus mengurus sumber daya manusia tentu merupakan
suatu masalah yang serius. Hal ini karena akan ada beberapa akibat yang timbul
karena tidak adanya seseorang yang di khusukan untuk mengurus karyawan, antara
lain :
1.
Tidak
adanya yang membuat SOP sehingga proses kerja tidak berjalan secara tertulis
dan rapi. Karena hal ini, setiap divisi mempunyai caranya tersendiri dalam
bekerja tanpa mengetahui apakah cara tersebut sudah benar atau belum.
2.
Tidak
adanya yang fokus mengurus karyawan sehingga akan sulit jika terdapat masalah
terhadap karyawan, seperti pengurusan kontrak kerja, pembuatan surat teguran
atau surat pemberitahuan, dll.
3.
Tidak
ada yang fokus dalam pengurusan kompensasi karyawan, sehingga banyak karyawan
yang akan perhitungan dalam bekerjanya karena di anggap tidak akan mendapatkan
hak sesuai dengan tanggung jawabnya.
4.
Tidak
ada divisi yang mengetahui seluruh kegiatan perusahaan. Karena HRD biasanya
mengetahui seluruh kegiatan operasional perusahaan dari berbagai divisi baik
dari segi cara kerja, masalah, atau tindakan yang akan di ambil. Sehingga
beliau bisa memback-up jika salah satu
karyawannya tidak hadir ke kantor. Akan tetapi, dengan tidak adanya HRD, maka
jika salah satu divisi tidak masuk maka pekerjaan mereka harus terpending
karena masing-masing divisi hanya mengetahui pekerjaannya saja.
5.
Tidak
ada yang membuat peraturan tertulis mengenai kesalahan yang dilakukan
karyawannya, sehingga jika karyawan melakukan kesalahan, maka sanksi yang
diterima langsung dari atasan.
6.
Perlakuan tidak menyenangkan dari direksi
baik dari cara bicaranya/bahasanya maupun tindakannya.
4.2 Pelanggaran
Ada
tiga jenis pelanggaran yang terjadi dalam studi kasus ini yaitu, pelanggaran
internal (pelanggaran etika bisnis perusahaan non hukum), pelanggaran etika
bisnis dengan hukum, dan pelanggaran karyawanya PT. EJA.
4.2.1 Pelanggaran
Internal, antara lain :
1.
Karena
tidak adanya SOP kerja maka setiap divisi membuat aturan kerjanya sendiri. Hal
ini justru sangat tidak baik jika dilakukan dalam suatu perusahaan. Karena setiap
orang mempunyai tujuan yang berbeda sehingga konsep kerja yang dibuatnya
sendiri pasti sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Konsep kerja yang dibuat
sendiri juga belum tentu benar/boleh dilakukan.
2.
Jika
pengurusan kontrak, dll tidak dilakukan secara tidak benar, maka perusahaan
telah melanggar etika bisnis dalam manajemen sumber daya manusianya. Karena
setiap karyawan berhak mendapatkan kesepakatan bersama dengan perusahaan atas
hak dan tanggung jawabnya, dan kesepakatan tersbut akan dirubah atau diperbarui
jika ada perubahan tanggung jawab yang diikuti dengan perubahan hak karyawan
tersebut.
3.
Jika
sanski yang diterima karyawan atas kesalahannya diberikan oleh atasannya. Maka
tidak menutup kemungkinan terjadi ketidakadilan dalam pemberian sanksi
tersebut. Karena bisa jadi sanski yang diberikan atasan tergantung pada moody
nya atau karena dia tidak mengingat hukuman apa yag dia berikan atas karyawan
lainnya dengan kasus serupa. Hal ini tentu akan merupakan pelanggaran etika
bisnis dalam manajemen sumber daya manusia, yang mana seharusnya semua karyawan
mendapatkan perlakukan yang sama baik dalam pemberian posisi jabatan, tanggung
jawab, hak, maupun sanski yang di terima.
4.2.2 Pelanggaran Hukum,
antara lain :
1. Jam kerja yang berlebih dalam perusahaan ini telah
melanggar Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan,
sebagaimana diatur di dalam Pasal 77 ayat (2) perihal waktu
kerja.
2. Pasal 93 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”). Pasal tersebut mengatur bahwa upah tidak dibayar apabila
pekerja tidak melakukan pekerjaan (no work no pay) dengan pengecualian :
a. pekerja/buruh sakit sehingga tidak
dapat melakukan pekerjaan;
b. pekerja/buruh perempuan yang sakit
pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan
pekerjaan;
c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja
karena pekerja/buruh menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya,
isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau
menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia;
d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara;
e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan
pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
f.
pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun
halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
g. pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
h. pekerja/buruh melaksanakan tugas
serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan
i. pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan
dari perusahaan.
4.2.3 Pelanggaran yang
dilakukan karyawan PT. EJA :
1.
Pelanggaran etika yang dilakukan karyawan PT.
EJA adalah kurangnya rasa keperdulian terhadap perusahaan. Saat seseorang
memutuskan untuk bekerja dalam suatu perusahaan maka oaring tersebut memiliki
tanggung jawab bersama dalam pencapaian tujuan perusahaan, sehingga seseorang
tersebut tidak boleh menjadi suatu penghambat/kendala untuk mencapai tujuan
perusahaan. Akan tetapi, tidak peduli dengan pekerjaan karyawan lain akan
menimbulkan masalah dalam perusahaan yang akan berdampak pada pencapaian tujuan
perusahaan. Sehingga, pada seharusnya karyawan PT. EJA lebih menjalin kerjasama
antar divisi lain agar saat ada karyawan yang tidak hadir maka operasional
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
4.3 Tindakan
Sampai saat ini, belum ada tindakan
yang dilakukan oleh PT. EJA. Selama lima bulan penulis berusaha untuk mengamati
secara lebih lanjut mengenai perusahaan, namun penulis belum menemukan suatu
tindakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan ini.
Bahkan perusahaan belum menyadari mengenai pelanggaran yang dilakukan.
Akan
tetapi, untuk masalah pekerjaan internal dalam perusahaan, karyawan selalu
mencari cara agar pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tidak terganggu
(dapat berjalan dengan lancar) terkait dengan peraturan dan kondisi perusahaan
saat ini, hal ini bisa disebut dengan pembuatan SOP perdivisi walaupun tidak
dibuat secara tertulis.
Saat seorang karyawan mendapat suatu
perlakuan tidak menyenangkan, direksi akan memberikan bonus terhadap karyawan
tersebut. Hal ini dapat dianggap sebagai tanda permintaan maaf/ uang damai
dalam mata hukum.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1, Manajemen Sumber Daya Manusia sangat
diperlukan dalam suatu organisasi/perusahaan dalam bidang apapun itu.
2. Pada PT. EJA tidak ada staff khusus yang
mengurus manajemen sdm, sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam perusahaan
baik masalah yang dilakukan perusahaan, masalah hokum serta masalah dilakukan
oleh karyawannya.
3. Pada PT. EJA etika bisnis dalam manajemen
sdm tidak berjalan dengan baik, karena setiap karyawannya seringkali mendapat
perlakuan yang tidak sama (berupa sanksi yang berbeda dengan kesalahan
sejenis), dll.
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian ini, beberapa saran yang diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Direksi PT. EJA dapat melakukan evaluasi
terhadap operasional perusahaan agar lebih mengetahui masalah/pelanggaran apa
yang dilakukan oleh perusahaan. (seperti : sharing terhadap karyawan mengenai
masalah dan keluhannya, dll)
2. Segera mencari staff. khusus untuk manajemen
sdm agar operasional perusahaan bisa menjadi lebih baik.
Berikut contoh makalah etika bisnis dalam manajemen SDM..
:D